Rabu, 26 November 2014

Opini Job Seeker Vs Job Creator (Tgs 4 Softskill)

Diposting oleh Unknown di 09.08
OPINI TENTANG JOB SEEKER VS JOB CREATOR

Masih sulit mengubah mindset masyarakat dengan menjadikan wirausahawan sebagai profesi utama. Selama ini bukan profesi utama yang ingin digeluti sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian besar lebih memilih menjadi tentara, dokter dan profesi lainnya. Kemampuan mengembangkan potensi diri ini menjadi masalahnya. Solusi yang harus dilakukan dengah mengubah mindset para mahasiswa dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Dari job seeker menjadi job creater. Meskipun tidak mudah mengubah mindset mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman. “Mau tidak mahasiswa merubah mindsetnya. Kadang mahasiswa itu gengsi untuk berjualan. Masalah harus ada stimulus bahwa keinginan jadi wirausahawan bukan nomer dua atau nomer tiga. Jangan sampai mahasiswa berlindung dibalik status mahasiswanya. Kalau sudah lulus harus bersaing ketat,” ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Pasundan Dr.Jaja Suteja di Kampus Unpas, Kamis (21/3/2013).
Menurutnya, untuk itu mahasiswa harus didorong punya jiwa wirausaha karena secara makroekonomi juga akan membantu pemerintah. Kedepan perguruan tinggi didorong tidak hanya menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai tapi juga dapat menciptakan lapangan kerja. Salah satunya dapat dilakukan melalui kurikulum sebagai sesuatu yang bisa mentransform mahasiswa yang kurang memiliki nilai menjadi outputnya memiliki nilai tambah melalui jiwa wirausaha. Dia mengemukakan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di Unpas diterapkan hidden kurikulum kewirausahaan pada kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum dimana beberapa matakuliah itu melakukan praktek wirausaha. “Kurikulum berbasis wirausaha bersifat hidden kurikulum yang bisa dimasukan di setiap mata kuliah. Tidak hanya fakultas ekonomi saja tapi juga fakultas lain,” katanya.
Untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas kewirausahaan agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja maka para mahasiswa diberi materi Kewirausahaan sebagai mata kuliah dimana diberikan satu minggu satu kali tatap muka. Dengan adanya mata kuliah Kewirausahaan diharap dapat merubah mindset para lulusan perguruan tinggi untuk cenderung memilih mandiri dan berusaha (job creator) daripada sebagai pencari kerja (job seeker).
Ada beberapa sebab yang melatar belakangi banyaknya penggangguran tingkat Diploma dan Perguruan Tinggi tersebur  dalam hal berwirausaha, diantaranya :
·        Sebagaian besar para lulusan Perguruan Tinggi cenderung sebagai pencari kerja (job seeker) daripada sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator).
· Kurang nya informasi, dukungan, motivasi dan pengetahuan tentang kewirausahaan
·        Kurangnya informasi, dukungan dan pengetahuan dari pemerintah, keluarga dan tempat pendidikan tentang dunia kewirausahaan.

Beberapa alasan-alasan tersebut di atas menyebabkan mereka didorong untuk  menjadi pegawai negeri atau swasta setelah lulus dari Perguruan tinggi, belum ada dukungan yang maksimal baik dari keluarga, pemerintah maupun dunia Pendidikan untuk mandiri atau berwirausaha. Dengan rendahnya tingkat keinginan para lulusan terdidik (diploma dan sarjana) untuk berwirausaha, maka jumlah lapangan pekerjaan semakin sempit sedangkan  jumlah pengangguran semakin meningkat. Untuk itu perlu adanya sinergi dan dukungan  dari berbagai pihak untuk mewujudkan minat para generasi muda berwirausaha sehingga mereka dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan orang lain yangmana nantinya dapat mengurangi jumlah penggangguran terdidik di Indonesia. Diharapkan dengan adanya minat para lulusan perguruan tinggi untuk mandiri, berwirausaha maka akan meningkat pula aktivitas entrepreneurial (berwirausaha) sehingga dapat tercipta bisnis baru, peluang pekerjaan dan berkurangnya penggangguran.
Perbedaan yang dapat dilihat pada saat jadi pengusaha dan  menjadi karyawan yaitu:
Pengusaha:
- membuka lapangan pekerjaan
- mandiri + independen
- bebas
- lebih kreatif dan dinamis

 
Karyawan :
- terikat waktu dan tugas
- gak independen
- terkungkung dan terkekang
- hanya jadi "pelayan" bagi atasan

Next, menjadi job creator berarti mengurangi pengangguran karena kita dapat membuka peluang kerja bagi orang lain. So, satu langkah justru bisa menjadi berkah bagi banyak pihak.


 Nama : Irma Hidayati Ginting
NPM : 23211695

0 komentar on "Opini Job Seeker Vs Job Creator (Tgs 4 Softskill)"

Posting Komentar

 

Irmahg blog's Copyright 2011 My Sweet Blog kage Designed by Templates By Blogger Styles | Blogger Image by Tadpole's Notez